Uji Coba Vaksin Covid-19 Milik Perusahaan Farmasi Massachusetts Telah Membuahkan Hasil


Uji Coba Vaksin Covid-19 milik Perusahaan Farmasi Massachusetts Telah Membuahkan Hasil

Uji Coba Vaksin Covid-19 Milik Perusahaan Farmasi Massachusetts Te lah Membuahkan Hasil – Kabar gembira datang dari Moderna, Perusahaan Bioteknologi asal Massachusetts, Amerika Serikat. Pasalnya perusahaan tersebut mengabarkan bahwa vaksin virus corona yang telah diuji cobakan pada manusia nampaknya telah membuahkan hasil yang positif dan aman. Vaksin yang telah diproduksi perusahaan tersebut telah diuji cobakan kepada 8 orang relawan pengujian. Seluruh peserta uji coba vaksin menunjukkan imunitas atau kekebalan terhadap virusnya. Vaksin Covid-19 buatan Moderna merupakan vaksin pertama buatan Amerika Serikat yang diuji cobakan langsung kepada manusia.

Halaman The Sun menyebutkan bahwa para relawan uji coba masing-masing mendapatkan dua dosis vaksin covid-19 yang berbeda pada bulan Maret 2020 lalu dan membuat antibodi yang diujikan ke dalam sel manusia di laboratorium. Hasil uji laboratorium menyebutkan bahwa antibodi atau imunitas yang dihasikan mampu menghendikan perkembangbiakan atau replikasi virus. Karakter antibodi yang diproduksi bahkan memiliki kemiripan dengan antibodi yang dimiliki oleh pasien yang sembuh dari virus corona. Selain itu, uji laboratorium juga menunjukkan respon dosis yang selaras. Artinya, semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat antibodi yang dihasilkan.

Berbagai hasil positif yang diperoleh dari pengujian laboratorium membuat Moderna mendapatkan lampu hijau untuk melanjutkan tahap kedua uji coba vaksin kepada manusia. Bahkan regulator Amerika Serikat telah memberikan jalur cepat vaksin agar tinjauan peraturan dapat segera diselesaikan. Chief Executive Officer Moderna, Stephane Bancel mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi untuk meningkatkan produksi agar dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat dihasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin masyarakat dari Covid-19.
Moderna bergerak cepat setelah mendapatkan jalur cepat dari agensi kesehatan Amerika Serikat. Pihaknya telah memulai uji coba tahap kedua pada manusia pada bulan Juli 2020 lalu. Bahkan perusahaan bioteknologi ini juga telah menandatangani kontrak kesepakatan dengan perusahaan multinasional, kimia, dan bioteknologi asal Swill yaitu Lonza Group AG. Kontrak kerja sama ini dilakukan dalam rangka memproduksi vaksin Covid-19 dalam jumlah yang besar untuk menjangkau seluruh masyarakat dunia.

Para ilmuwan yang bekerja sedang berusaha untuk memahami ukuran antibodi yang tepat sehingga terbukti protektif terhadap virus corona. Selain itu, ilmuwan juga tengah mengukur berapa lama ketahanan dari antibodi yang berhasil dibentuk oleh vaksin. Vaksin Mrna-1273 yang diproduksi oleh Moderna yang telah diuji sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin tersebut aman dan dapat ditoleransi oleh tubuh dengan baik pada tahap uji awal. Meskipun sempat timbul kemerahan di sekitar lokasi penyuntikan vaksin yang tergolong sebagai efek sampai kelas 3 tetapi pihak Moderna menyebutkan bahwa tidak ada efek samping yang serius pada saat uji coba. Melalui hasil tersebut, Moderna telah mengalami pengangkatan saham yang mencapai 20 persen menjadi 97,39 dolar AS. Nilai saham tersebut setara dengan 1,1 juta rupiah di perdagangan saham dan terus meningkat setiap waktunya mengingat keberadaan vaksin covid-19 yang semakin penting.

Hasil positif dari pengujian vaksin covid-19 yang diproduksi oleh Perusahaan Bioteknologi Moderna membawa angin segar dalam proses penanggulangan virus. Pasalnya, jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat terus mengalami lonjakan hingga menembus angka 7 juta kasus dan menjadikannya sebagai negara dengan penderita Covid-19 tertiggi di dunia. Data statistik yang dimiliki oleh Worldmeter menunjukkan bahwa kasus corona per tanggal 23 September 2020 mencapai angka 7.095.757 kasus dengan rincian 205.395 orang meninggal dunia dan 4.341.090 total sembuh. Harapannya, vaksin yang sudah masuk dalam tahap uji coba tersebut dapat menjadi solusi efektif untuk mengendalikan dan memutus mata rantai penyebaran virus corona.